Ok

By continuing your visit to this site, you accept the use of cookies. These ensure the smooth running of our services. Learn more.

Sidang RAPBD Secara REsmi di Tutup

Secara resmi Sidang Rancangan Anggaran Pembangunan Daerah(RAPBD) Kabupaten Nabire – Papua Tahun Ajaran 2005/2006 di tutup pada hari Kamis tanggal 21 Juli 2005 oleh Ketua DPRD Kabupaten Nabire.

 

Ada banyak hal kita bisa petik dari hasil Sidang RAPBD ini, karena selain ada kelemahan maupun tidak luput dari kelebihan serta ada beberapa keanehan yang dibuat oleh Pejabat Jajaran Pemda Kabupaten Nabire. Secara berturut kami akan menguraikan satu per satu. Namun kami meminta maaf jika data kurang tapi cukup akurat karena sumber informasinya sangat dipercaya.

 

Yang pertama adalah dari beberapa pemuda yang hanya mengatas-anamakan masyarakat 10 distrik membuat gebrakan untuk membuat dan merumuskan untuk membentuk salah satu kabupaten baru. Beberapa intelektual dan pejabat asal 10 distrik jadi korban karena nama tercantum didalamnya. Apa yang akan terjadi setelah 5 tahun kemudian dan apa untung dan ruginya tidak dipikirkan secara matang-matang. Ketua Tim Sukses Hosea Petege sempat rebut dan memaki-maki kepada Bapak Ketua DPRD Kabupaten Nabire pada saat penutupan Sidang RAPBD karena dalam sidang RAPBD tidak masuk dalam agenda pembahasan dan tidak disetujui.

 

Disamping trauma dengan gempa yang terjadi secara berturut yang merupakan rekor dunia, karena didunia manapun tidak pernah terjadi gempa secara berturut dalam satu tahun di satu tempat, namun di jajaran Pemerintah Kabupaten Nabire – Papua mengajukkan proposal untuk mendapatkan mobil satu-satu, dan secara mentah-mentah Ketua DPRD Kabupaten Nabire – Papua mencoret dan tidak masuk dalam agenda pembahasan RAPBD Tahun 2005/2006. Sadar atau tidak sadar sebagai manusia untuk memiliki kebutuhan walaupun barang itu merupakan sesuatu yang harus dipenuhi. Yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah Pejabat Pemda Kabupaten Nabire ini membela dan melayani masyarakat gak sih ? sementara masyarakat sedang membutuhkan bantuan dan uluran tangan dari Pemda ? Diisisi lain mereka Pejabat Pemda Kabupaten Nabire setiap bulan menerima gaji sementara rakyat kecil terima apa ? Menjadi diskusi kita sama-sama.

 

Ada yang lebih seru lagi bahwa Sidang RAPBD Kabupaten Nabire Tahun Ajaran 2005/2006 tidak ditandatangani oleh orang 01 Kabupaten Nabire – Papua, apa apa dibalik itu merupakan suatu pertanyaan besar yang sedang diselidiki oleh sumber kami di Nabire – Papua. Semoga yang berikut lebih akurat dan terpercaya. Dan setelah penutupan Sidang RAPBD Bupati Kabupaten Nabire – Papua langsung terbang di Jakarta. Pada saat ini bapak Bupati Drs. A.P. Youw masih ada di Jakarta. Besok disusul oleh Ketua DPRD Kabupaten Nabire Daniel Butu menuju ke Jakarta. Ketua pimpinan tersebut kami sempat menelpon untuk mewawancarai seputar Sidang RAPBD tersebut nomor hp-nya dua-duanya tidak aktif, dan hotel tempat tinggal merekapun dirahasiakan.

 

Ada salah satu terobosan yang dilakukan oleh anggota DPRD Kabupaten Nabire adalah tiap Distrik mendapat uang pembangunan sebesar Rp. 100.000.000,00 (Seratus juta rupiah). Berarti ada 10 Distrik di kali uang sebesar maka jumlahnya sebesar 1 Milayar. Program apa yang akan dilakukan oleh Kepala Distrik kita tunggu informasi selanjutnya. Dan keputusan tersebut sangat dterima dengan baik oleh masyarakat yang menghadiri sidang RAPBD tersebut karena selama ini tidak pernah mendapatkan uang sebesar itu. Pada saat sama DPRD meminta laporan utang dan pemakaian uang selama beberapa bulan sebelumnya namun tidak ditanggapi oleh pihak pemda dan Bendahara Harian Ibu Alam. Malah mereka gugup dan kering dingin. Dan ini bisa diperkiraan bahwa penggunaannya tidak jelas kemana arahnya ?

 

J I D

The comments are closed.