Ok

By continuing your visit to this site, you accept the use of cookies. These ensure the smooth running of our services. Learn more.

..:: West Papua ::.. - Page 15

  • Kumpulan Masalah Gado-gado Papua

    Beberapa kumpalan masalah Papua yang semakin hari hari semakin gado-gado dan kian tidak jelas identitasnya, kapan Papua ini dari Masalah, download aja mang jika mau baca dpd_minta_ditarik_ketua_dprd_ingin_ditambah.doc

    Selamat yah atas kesuksesannya, pusing kali yah ......<<<<<<

    JIAK

  • “Konsep Seperti Apa yang cocok Untuk Membangun Papua Secara Menyeluruh untuk Menjawab Tantangan Era Globalisasi”


    Berbagai daya upaya sedang dilakukan baik oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daera hmaupun Lembaga-lembaga yang sangat peduli terhadap Papua untuk meredam gejolak yang terjadi di Tanah Papua guna membangun Papua seutuhnya

    Barangkali saya hnya memberikan goresan secara umu untuk membangun Papua adalah " KONSEP PEMBANGUNAN (PEMBERDAYAAN MAYARAKAT) Papua berbasiskan Budaya Papua"

    Selengkapnya silahkan download dibawa ini jika saudara dan rekan-rekan ingin mau membacanya ??

    konsep_yang_bagaimana_untuk_memberdayakan_masyarakat_papua.doc

     

    Semoga berguna untuk kedepannya :::::::::::::::..................

     

    Jack Dogomo

     

  • REFLEKSI DAN KWALITAS PENDIDIKAN DISTRIK SIRIWO, MAPIA DAN PIYAIYE KABUPATEN NABIRE “ KENDOR DAN LUNTUR ” SUMBER DAYA MANUSIA ( SDM ) KABUPATEN NABIRE SATU GENERASI LENYAP

    Pengantar

    Maaf-maaf saja karena penuliasn ini tidak berdasarkan UU No. 21 Tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), walaupun isi artikwl ini telah banyak diatur tapi kenyataan di lapangan berbeda karena masyarakat Pedalaman Papua terutama para guru maupun Lembaga Musyawarah Desa (LMD) tidak mengenal karena hingga saat ini tidak ada sosialisasi walaupun sudah berjalan dua (2) tahun.

    Sudah setengah abad lebih Papua masuk di Dalam Bingkai Negara Republik Indonesia (NKRI) masuk dalam alam kebebasan (kemerdekaan) secara politik dari tangan Penjajah Hindia Belanda. Menurut bukti dari kebebasan itu tidak mencapai puncak kenikmatan yang paling atas. Jika itu usia manusia sudah pasti punya cucu bahkan cicit dan buyut. Menganpa hal ini terjadi, mungkin ada faktor penghambat, barangkali kurang percaya diri (PD) sebagai bangsa yang merdeka atau Pendidikan sejarah Bangsa Indonesia yang kurang tepat antara praktek dan teori yang menduasehingga mutu generasi muda bangsa Indonesia semakin terpuruk, dan yang jelas kami bukan pelaku sejarah tetapi kami sebagai pelaku pendidikan dan penerus bangsa yang sedang namun hanya sebagai penonton Pembangunan dan masa mendatang jikalau suatu saat waktu berkata lain untuk meneruskan pembangunan ini.

    Kalai tidak salah menilam nasib dunia pendidikan kian terpuruk saja mutunya, siburuk Ibu Christien dari Pedalaman Papua yang hanya berperan sebagai "Pekerja Bakti di kebin tradisional" terhadap Bngsa yang besar ini. Menurut survey PBB pada tahun 2003 yang kalau tidak salah ingat, mutu pendidikan Indonesia menduduki rangking 174 dari 209 negara pada hal tetangga kita yang dulunya kita menjadi gurunya Malaysia di posisi 61, Thailand 67, Pilipina 77, da Brunei di urutan ke 32, kalau dengan Singapura ibarat Langit dan Bumi alias tidak setara.

    Menurut kami generasi Era Milenium tiga ini melihat keadaan pendidikan Indonesai seperti diatas maka kami mengambil kesimpulan untuk mengatasi pembahasan sebagai berikut :

    Yang pertama, Bangsa yang besar adalah Menilai "Diri Sendiri" perjalanan hidup yang pernah ada akan pengalaman pahitnya "kemudian" mengakui dan menginsafi lalu "memperbaharui" dalam tahap tindakannya.

    Yang kedua, untuk memunculkan generasi yang berkwalitas dan berkwantitas sesuai tuntutan zaman maka penguasaan Ilmu Pengetahuan adalah pengenalan diri, keluarga, tetangga, masyarakat, kampung desanya, kecamatannya, kabupatennya, propinsinya, negaranya dan dunia secara luas bukan dari Jawa ke Papua atau dari Amerika ke Indonesia seperti bawa seember air pegangan didasar embernya atau dianggap teoritis terus oleh pihak asing.

    Yang ketiga pembuatan kurikulum semuanya bermuatan Budaya P. Jawa dan apa yang ada di Jawa. Logikanya apa di Pedalaman Papua ada Kereta Api sehingga anak-anak Sekolah pulang sekolah naik Kereta Api ? Apa orang Batak ada yang namanya Budi atau Wati paling Ucokc

    Yang keempat, para negarawan dan pemimpin Bangsa yang bermentak materi ketimbang spiritual dan pola penerapan industrialisasi yang tidak sesuai dengan raktay Indonesia

    Dan yang kelima, pola penerapan pendidikan lebih bersifat ilmu-ilmu sosial daripada ilmu-ilmu alam serta pembunuhan mentalk sptiritual perkembangan anak-anak Papua di bangku SD, SLTP dan SMU dapat dibatasi baik dalam bentuk kreativitas yang berkembangan Berbasiskan Budaya Lokal Papua.

    Sehingga dunia pendidikan di Indonesia seperti ini tidak membawa kesatuan dan persatuan bangsa kita yang paling hakiki berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila. Tetapi hanya memperbaharui situasi bagai musan berbulu domba, lain praktek di lapangan pain pula seluruh produk hukum dan aturan yang ada dengan manusia teroritis Indonesia yang tidak dapat merombak dunia pendidikan Indonesia sesuai dengan tuntutan yang berjalan.
    RUMUSAN MASALAH akan diedit lebih lanjut ok ...:::::<<<<<<
     
    MASALAH
    Manusia diberi kebebasanoleh Tuhan Yang Maha Esa, adalah ..........dst,,,,! silahkan download di bawa ini  
     
    Selanjutnya hasil rekaman dari Pengalaman Seorang Guru SD Inpres di salah satu Distrik Di Pedalaman Kabupaten Nabire - Papua. Ingin baca lebih lanjut silahkan download file berikut ini kendornya_kwalitas_pendidikan_kab._nabire_-_papua.pdf 

     

    JIAK

     

  • Kilas Balik Pergantian Badan Pengurus IPMANAB Se - Jabotabek

    Maaf sekali sebenarnya telah lama dilakukan Pergantian Badan Pengurus Ikatan tapi baru sekarang kami  bisa melirisnya untuk itu jika saudara ingin mau baca silahkan download dibawa ini ok kilas_balik_ipmanab_se-jabodetabek.doc Semoga dengan berita ini Pemda Kabupaten Nabire - Papua dapat mengetahuinya. Ada khabar burung artinya seekor burung bawa datang berita dari Nabire - Papua akan datang memberikan bantuan kepada Ikatan Mahasiswa Kabupaten Nabire (IPMANAB) Se - Jabotabek tapi sayangnya bantuan isidentil tersebut tidak diberikan kepada Mahasiswa yang duduk di Semester IV ke bawa. Semoga kami mengharapkan Pemda Tidak membeda-bedakan antara mahasiswa itu sendiri karena tingkat kesulitan mahasiswa biasanya pada semester awal.

    Disamping itu khabar tersebut di Pimpinan Politik dan para Pejabat sendiri baku lembar ada yang rencana ingin mau antar kesini  ada delapan orang dari Anggota DPRD Kabupaten Nabire 4 orang dan dari Bidang Pendidikan Sekda Kabupaten Nabire - Papua ada 4 orang. Sementara Pimpinan DPRD Kabupaten Nabire tidak setuju karena kebanyakan hanya bikin boros uang rakyat. Barangkali Ketua DPRD Kab. Nabire ada benarnya juga.

    Kami hanya mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan yang diberikan ini jika memang benar direalisasikan ok

    Jack Dogomo

  • Masalah Kehutanan Papua

    Ada berita walaupu awal tahun ini tapi ada bekas yaitu mengenai HPH, barangkali ada yang ini mau baca lebih jelasnya dilahkan downlaod dibawa ini ok masalah_kehutanan_papua.3.doc 

    Jack Dogomo

     

  • Presiden RI mengakui salah dalam penerapan Otonomi Khusus

    Ternyata orang pertama RI ini mengakui atas tidak berjalannya Otomoni Khusus di Papua, ada apa, kenapa, apa yang Masyarakat Papua mereka mau seharusnya di teliti dulu, jangan asal dikasih sementara adat dan budaya serta kebiasaan masyarakat yang homogen ini. Lagi-lagi Orang Nomor 01 RI ini massih mengakui keberadaan Propinsi Papua, secara hukum dari Mahkamah Konstitusi dinyatakan tidak berlaku lagi. Ada apa Bapak Presiden ini mengakui keberadaan Propinsi Irian Jaya Barat ini, dia masih mau obrak-abrik lagi, hanya Presiden dan Pembantu-pembantunya serta Tuhan-lah yang mengetahuinya. Ingin mau baca selengkapnya silahkan download dibawa ini

    presiden_akui_pelaksanaan_otsus_belum_sejahterakan_warga_papua.2.doc

    Jack Dogomo

  • Nabire Dapat Perhatian Khusus

    Ada kelebihan dan kebolehan dari Bapak Drs. Ruben Marey yaitu mencairkan dana Pembangunan Infrastruktur pasca gempa yang terjadi secara berturut pada tahun tahun. Berita selengkapnya silahkan download dibawa ini

    nabire_dapat_perhatian_khusus_dari_pemerintah.doc

    Selain itu ada berita yang berhubungan dengan masalah Papua yang sedang hangat dibicarakan. Presiden sendiri mengaku bahwa penerapannya, bukan berarti perjunagan kita berhenti sampai disitu. Silahkan download juga di bawa ini mrp_sudah_sesuai_skedul.doc

    Lebih lanjut sebagai obat penenangnya ada beberapa elemen terutama dari Dewan Kesenian mau mengadakan Kongres di Papua. Kasihan mereka ini. Jangan karena ada masalah baru di perhatikan, masyarakat Papua sudah lama menderita Ok. Informasi lengkapnya silahkan download dibawa ini

    kongres_dewan_kesenian_se-indonesia_di_papua.doc

    Jack Dogomo

  • Masalah Propinsi Irian Jaya Barat

    Ada info yang diliris oleh koran Media Indonesia tentang Propinsi Irian Jaya Barat, barangkali ini enak disimak, karena ingin melakukan Pilkada ternyata hanya karena ketidakpuasan atas kepemimpinan Bapak Salosa  ini. Lihat dan baca saja beberapa kata-kata yang diucapkan.

    Yang saya menilai adalah bolehlah jadi nasionalisme Indonesia tapi jangan lupa daratan, ketika saudara sampai di daratan keluargamu tidak menerimamu, jangan bernangis, tanyalah pada dirimu ? Karena saudara lebih mementingkan duit daripada tanah leluhurmu. Cara membangu Papua bukan menjual orangtuamu artinya masyarakatmu Ok, dulu yah kita akan kembali setelah pesan-pesan berikut ?

     

    ABOU Dogomo

  • Presiden: Tak Ada Manipulasi Sejarah di Papua

    Selasa, 16 Agustus 2005 - 03:33 PM

    Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, tidak ada satu hal pun dalam hukum internasional yang dapat meragukan keabsahan Papua sebagai bagian dari wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Menurut kepala daerah, sejarah Papua sebagai bagian dari NKRI sangat jelas. Sejak berunding dengan Belanda, mulai Perjanjian Linggarjati hingga KMB tidak pernah luput agenda pembicaraan pengembalian Irian Barat (Papua) sebagai wilayah Indonesia.

    Presiden menambahkan, tidak satu pun program kabinet di zaman revolusi dan zaman demokrasi parlementer yang tidak mencantumkan pengembalian Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi. "Tidak ada manipulasi sejarah yang perlu diluruskan, dunia menjadi saksi setiap perundingan pengembalian Irian Barat hingga terlaksananya Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) di bawah pengawasan PBB tahun 1969," ujar presiden saat menyampaikan pidato kenegaraan di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8).

    "PBB telah mengakui hasil Pepera dan sampai hari ini tidak pernah mempersoalkannya, dengan demikian dilihat dari sudut hukum internasional, tidak ada yang perlu diragukan mengenai keabsahan Papua, sebagai bagian integral wilayah kedaulatan NKRI," tambah kepala negara.

    Pemerintah menyatakan akan menuntaskan permasalahan di Papua secara damai dengan mengedepankan dialog dan pendekatan persuasif. "Masalah di Papua adalah masalah dalam negeri kita sendiri, kita menolak campur tangan asing dalam menyelesaikannya," demikian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.


    (sumber: kompas)

    Informasi terkait dengan masalah Papua dapat download dibawah ini

    dubes_as_penuhi_undangan_nu.doc 

     

  • Berkaitan Dengan Masalah Papua

    Berikut salah satu perikan berita yang dirilis oleh pada kalimat terakhir diHelshinki Finlandia.

    http://www.boston.com/news/world/asia/articles/2005/08/14/indonesia_aceh_rebels_set_for_peace_pact/ 

    Experts say the peace deal could help defuse separatist tensions that have threatened to tear Indonesia apart since the ouster of dictator Suharto in 1998 and East Timor's secession a year later. It also would provide a blueprint for resolving another secessionist crisis in Papua, at the other end of Indonesia's vast archipelago.

    Sumber : http://www.boston.com/news/world/asia/articles/2005/08/14/indonesia_aceh_rebels_set_for_peace_pact/ 

    Berkaitan dengan itu situs lain merilis seperti dibawah ini dengan judul berita  : Local WW II veterans describe dropping of atom bombs By Steve Ferris, Herald-Standard 08/14/2005

    He said his role in the war was less dangerous than that of combat troops, but the island bases where he worked were not immune from Japanese air attacks.

    During a bombing raid on a base on Biak, off the New Guinea coast, a bomb hit a tent behind Petro's tent, and 63 people were killed in that raid, he said.

    Gerry Blaney of Wharton Township was a tail gunner on a B-29 and flew in 23 missions over Japan. He said he believes that dropping the atomic bombs was a better alternative than invading Japan.

    "We had enough trouble in Iwo Jima. We would have lost thousands if we invaded Japan," Blaney said.

    He said most troops believed that an Allied invasion of Japan was likely and that it would have been a difficult fight based on their experiences with the Japanese at places like Iwo Jima.

    "Everywhere we went they were dug in. The only way to get them out was to burn them out. We lost a lot of soldiers in the Pacific."

    Blaney said the results of bombing missions over Japan were comparable to the results of the atomic bombs.

    "One raid on Tokyo probably killed as many as an atom bomb," Blaney said. "Two hundred planes dropping bombs and burning the city did the same thing."
    He said he was returning to his base on Guam from a night bombing run over Tokyo when Japan surrendered.

    "The war was over 15 minutes before we landed in Guam," Blaney said.

    Sumber berita :

    http://www.heraldstandard.com/site/news.cfm?newsid=15032089&BRD=2280&PAG=461&dept_id=480247&rfi=6

    Disamping berita diatas ada juga yang menulis :

    Cole said that after the treaty was signed, the airlift began with the C-54s. "I made four round trips and was never on the ground in Japan for more than an hour," Cole said. "I went back to the island of Biak and stayed there and did ferrying of the troops and brought them back to the states," he said. Cole said he talked with many former Japanese prisoners who said they were kept separated in the prison camps and were not allowed to communicate with each other. Cole recalled talking to one prisoner who said he was captured during the Battle of Coral Sea, which took place in early May 1942 and he was unaware of what was happening throughout the rest of the war. Those who weren't serving overseas still remember V-J Day. "On the exact day, my mother, father, myself and a girlfriend that lived across the street walked downtown and saw all the people throwing the papers," said Pat Magut, 71, of Milford. "As it got to be very late, my parents told us that we had to go home and of course we didn't want to, but they told us the celebration for the end of World War I lasted for three days so we could always come back."

    Sumber berita :

    http://www.connpost.com/news/ci_2942076